Kepemimpinan Publik Yang Berkelanjutan di  Era Vuca

- Redaksi

Senin, 16 September 2024 - 10:41

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Article : CNN Indonesia.id – Kepemimpinan Publik Yang Berkelanjutan di  Era Vuca: Memandu Untuk Memberikan Kualitas Hidup Untuk Generasi Saat Ini Dan Mendatang
Oleh: Mira Syahraini, SE, MM, CFrA
(mahasiswa program doktor ilmu manajemen)

Di tengah gejolak era VUCA _( Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity), di mana kompleksitas, ambiguitas, volatilitas, dan ketidakpastian menjadi hal paling berpengaruh yang tidak bisa dihindarkan. Para pemimpin publik menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu kemajuan teknologi yang pesat, pergeseran ekonomi yang tak terduga, degradasi lingkungan, dan tatanan sosial yang semakin ditandai dengan ketidaksetaraan.

Ini mengakibatkan eksistensi kita, masyarakat, organisasi, dan pemerintah sangat dipengaruhi oleh reaksi yang tepat terhadap era VUCA, dan tuntutan global yang menuntut untuk cepat beradaptasi. Tak elak, bahwasanya kepemimpinan publik saat ini membutuhkan pemimpin yang mampu bertahan dan mengambil peluang dari era VUCA, yaitu pemimpin yang adaptif dalam inovasi teknologi yang cepat, keterkaitan global, dan tantangan lingkungan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepemimpinan ini disebut juga dengan kepemimpinan berkelanjutan yang mana sangat populer saat ini, dimana SDG (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan oleh PBB pada Tahun 2015 sedang menuju agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan dengan 17 tujuan berkelanjutan. Dengan pemimpin yang berkelanjutan akan mendukung sepenuhnya terhadap ketercapaian ketujuh belas tujuan SDG ini.

Kepemimpinan yang berkelanjutan, didefinisikan sebagai komitmen untuk menyeimbangkan tujuan ekonomi, lingkungan, dan sosial demi kesejahteraan jangka panjang. Di zaman di mana perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan, kepemimpinan yang berkelanjutan bukan hanya sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi para pemimpin publik untuk untuk menavigasi perairan yang penuh gejolak dan meninggalkan warisan yang positif.

Dalam situasi seperti ini, pemimpin yang berkelanjutan adalah mereka yang memasukkan keberlanjutan ke dalam pengambilan keputusan dan gaya kepemimpinan mereka.

Mereka *memprioritaskan manusia, bumi, dan keuntungan ekonomi* , dengan pandangan jangka panjang atau dikenal juga dengan pendekatan *_Triple-Bottom-Line (People, Planet, Profit_ ).* Bagi para pemimpin publik, ini berarti mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan seperti ketidaksetaraan sosial, perubahan iklim, polusi, krisis ekonomi, kelestarian sumber daya hayati, sambil memastikan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan pendekatan yang pertama, yaitu pemimpin yang berkelanjutan memprioritaskan “manusia” yang artinya pemimpin memiliki Tanggung Jawab Sosial.

Pemimpin memperhatikan kesejahteraan tim, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Hal ini mencakup memberikan kesejahteraan yang merata pada masyarakat, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, mendorong keberagaman, dan memastikan praktik ketenagakerjaan yang adil.

Penting bagi pemimpin untuk berinvestasi dalam program pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu menjembatani kesenjangan antara masyarakat yang terpinggirkan dengan peluang kerja, serta memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada perekonomian.

Kemudian pemimpin mendorong praktik ketenagakerjaan yang adil, dimana keputusan dibuat semata-mata berdasarkan kualifikasi dan prestasi, bukan atas dasar prasangka atau bias pribadi.

Baca Juga:  Tak Kenal Lelah,Timsus Polres Dompu Ungkap Terduga Kejahatan Narkoba Di Kecamatan Kilo

Pendekatan yang kedua, bahwa pemimpin berkelanjutan memprioritaskan kelestarian bumi dan lingkungan hayati, melalui praktek manajemen lingkungan dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan atas kegiatan operasional manusia ataupun bisnis/perusahaan.

Hal ini termasuk seperti mengurangi jejak karbon, dengan kebijakan minimalisasi penggunaan kendaraan bermotor yang menyebabkan karbon. Penggunaan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau tenaga air.

Begitu juga kebijakan dan tindakan minimalisasi limbah, mendaur ulang barang, dan menggunakan lebih sedikit kemasan. Ini juga termasuk pada konservasi sumber daya dengan penggunaan energi, air, dan bahan baku secara bertanggung jawab untuk mencegah pemborosan.

Kemudian pelestarian sumber daya hayati, dan lingkungan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem, mendukung ketahanan pangan, mengurangi dampak perubahan iklim, memastikan kelangsungan hidup berbagai spesies, dan mempertahankan kualitas lingkungan.

Sehingga lingkungan yang lestari dapat menyediakan udara bersih, air bersih, dan ruang terbuka hijau yang penting untuk kesejahteraan fisik dan mental manusia.

Pendekatan ketiga, bahwa pemimpin berkelanjutan perlu memperkuat aspek ekonomi dengan tetap diimbangi oleh praktik-praktik yang etis dan pertumbuhan jangka panjang. Di era VUCA, para pemimpin publik harus mengutamakan keberlanjutan, inovasi, dan adaptasi untuk mencapai kemakmuran secara ekonomi.

Ini dapat dilakukan dengan promosi kemitraan, berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan menekankan pertumbuhan jangka panjang dan inklusif.

Pemimpin yang berkelanjutan akan menegakkan peraturan lingkungan yang ketat sambil mempromosikan industri yang berkelanjutan, memastikan bahwa kemajuan ekonomi tidak mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan sosial.

Berkelanjutan dari segi ekonomi juga berarti bahwa organisasi harus bisa mengoptimalkan pendapatannya, berinovasi untuk memperoleh surplus, dan terutama menjaga sistem keuangan agar tidak bocor oleh praktek-praktek kecurangan.

Begitu juga melakukan manajemen biaya yang tepat, dengan memutuskan setiap pengeluaran berdasarkan kriteria efisien, efektif, ekonomis, dan bernilai untuk menghasilkan kegiatan yang berdampak pada hasil yang bermanfaat.
Selain pada prinsip diatas, pemimpin yang berkelanjutan adalah pemimpin yang memiliki nilai-nilai individual yaitu nilai etika, sistem pemikiran berkelanjutan, penuh kesadaran yang holistik (mindfullness), reflektif terhadap situasi kompleks dan tidak pasti, serta tangguh untuk pulih dari krisis.

Dengan nilai-nilai keberlanjutan ini, akan merefleksi terhadap gaya kepemimpinannya yang akan menghasilkan mekanisme berkelanjutan di tingkat organisasi yang dipimpinnya. Sehingga akan menciptakan keterlibatan pemangku kepentingan untuk mempromosikan keberlanjutan melalui keputusan dan tindakan kolaboratif untuk keberhasilan tujuan bersama.

Pada akhirnya, dunia saat ini, terutama *organisasi publik/pemerintahan membutuhkan pemimpin yang berkelanjutan, yang memiliki kemampuan untuk melihat lebih dari sekadar masa kini, berinovasi untuk jangka panjang, dan bertindak untuk kebaikan bersama, kebaikan untuk manusia dan lingkungan, untuk saat ini dan masa datang.*

Berita Terkait

Tingkatkan Akuntabilitas Kinerja, Sekjen Kementerian ATR/BPN Targetkan SAKIP Capai Predikat A
Masyarakat Dapat Mengubah SHGB Menjadi SHM, Cek Persyaratan dan Prosedurnya di Aplikasi Sentuh Tanahku
Bupati Langkat Lantik 1.247 Orang PPPK: Perkuat Pelayanan Publik Langkat
Ny. Endang Syah Afandin Resmikan “KITA CAKAP”: Inovasi Perlindungan Perempuan dan Anak di Langkat
Langkat Tuan Rumah JUMBARA PMR Sumut ke-V, Dukung Pembentukan Karakter Generasi Muda
Ny. Endang Syah Afandin Ajak Anak-Anak Gemar Makan Ikan: Investasi Generasi Unggul Langkat
Inpex dan DFW Bantu Renovasi Sekolah di Bomaki, Bentuk Nyata Kolaborasi Semua Pihak
BERITA ORANG HILANG : Nirwati (70), Warga Padang Kunyik, Belum Ditemukan Setelah Hilang di Kebun
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 13:41

Tingkatkan Akuntabilitas Kinerja, Sekjen Kementerian ATR/BPN Targetkan SAKIP Capai Predikat A

Rabu, 18 Juni 2025 - 13:39

Masyarakat Dapat Mengubah SHGB Menjadi SHM, Cek Persyaratan dan Prosedurnya di Aplikasi Sentuh Tanahku

Rabu, 18 Juni 2025 - 12:17

Bupati Langkat Lantik 1.247 Orang PPPK: Perkuat Pelayanan Publik Langkat

Rabu, 18 Juni 2025 - 12:14

Ny. Endang Syah Afandin Resmikan “KITA CAKAP”: Inovasi Perlindungan Perempuan dan Anak di Langkat

Rabu, 18 Juni 2025 - 12:11

Langkat Tuan Rumah JUMBARA PMR Sumut ke-V, Dukung Pembentukan Karakter Generasi Muda

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:53

Inpex dan DFW Bantu Renovasi Sekolah di Bomaki, Bentuk Nyata Kolaborasi Semua Pihak

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:09

BERITA ORANG HILANG : Nirwati (70), Warga Padang Kunyik, Belum Ditemukan Setelah Hilang di Kebun

Selasa, 17 Juni 2025 - 12:29

Bupati Langkat Tegaskan Komitmen ASN dan Dorong Penguatan Industri Lokal

Berita Terbaru