Sijunjung, CNN Indonesia.id – Memusatkan survey Kurban di Kabupaten Sijunjung Kamis 1/5 untuk tahun ini Yayasan Tim Peduli Kemanusiaan (YTPK) IASMA 1 Landbouw Bukittinggi Sumatera Barat kembali melaksanakan kegiatan berbagi kurban ke daerah terpencil di Kabupaten Sijunjung.
Pemilihan kabupaten Sijunjung dikarenakan informasi dan data yang diterima bahwa di Kabupaten Sijunjung masih ditemukan belum meratanya penyebaran Kurban terutama di daerah terpencil sehingga dilakukan survey untuk validasi penyebaran.
Lokasi survey disamping informasi lokasi yang sudah diterima ternyata ada kecamatan bersejarah yang ditempuh YTPK menjelang daerah-daerah terpencil disekitarnya. Daerah itu bernama Sumpur dan Lubuk Tarok
Kecamatan Sumpur dikenal dengan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan Kecamatan Lubuk Tarok dengan sejarah budaya.
Tim survey YTPK dibagi 2 kelompok yang melakukan perjalanan terpisah dimana Tim A lewat Kota Batu Sangkar dan Tim B lewat Singkarak dengan tujuan Kabupaten Sijunjung
Dikomandoi Romi Mayka Tim A yang beranggotakan diantaranya Ketua YTPK Beni Fitraza melewati Kota Batu Sangkar dan menuju Kecamatan Sumpur kemudian terus ke daerah-daerah terpencil untuk melakukan survey sehubungan penyebaran Kurban yang masih belum merata di Kecamatan Sumpur.
Ketika memasuki Kecamatan Sumpur maka takjublah tim karena Kecamatan ini adalah kecamatan yang menjadi saksi bisu sejarah saat Indonesia mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ketika Agresi Belanda ke-2 dimana di kecamatan ini dijadikan lokasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang berpindah-pindah saat itu.
Sejarah Kecamatan Sumpur cukup terkenal dan tertoreh dalam sejarah Indonesia karena adanya Napak Tilas yang menghubungkan daerah-daerah disekitarnya demi mempertahankan NKRI.
Tidak banyak yang tahu kalau daerah ini dengan jalan panjang dari Silantai ke Sumpur Kudus merupakan Jalan Napak Tilas PDRI di Sumatera Barat.
Dari arah Tanjung Bonai Lintau ke Sumpur merupakan negeri yang masih melekat bagi Presiden Syafruddin Perwiranegara tahun 1948.
Sekilas tentang PDRI di Sumpur Kudus
Sepanjang Sungai Batang Sumpur dilapisan Bukit Barisan akan menjadi pemandangan baru bagi Tim YTPK karena akan bertemu dengan lokasi tempat berkumpulnya tokoh-tokoh kabinet PDRI.
Dimana waktu itu berkumpul Mr Syafruddin dari Bidar Alam Solok Selatan dan Tengku M Rasyid Koto Tinggi Lima Puluh Kota.
Dari Silantai tersejarahlah Wagub Militer Mr Rasyid dan mantan Gubernur Sumatera Tengah M. Nasroen sebagai Komisaris Pusat sebagai rombongan pertama mempersiapkan PDRI.
Perjalanan dari Calau melewati Nagari Guguak Siaur ke Silantai hingga Sumpur dijalani tim hingga ke nagari terpencil lainnya seperti yang dialami tokoh-tokoh PDRI hingga tahun 1949 dalam mempertahankan NKRI.
Seperti yang dikatakan Wali Nagari Unggan Sisyoni Husmanto,
“Kecamatan Sumpur adalah daerah kelahiran Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif.”
Sehingga tim semakin lengkap mendapatkan pengetahuan sejarah dan bisa langsung menelusuri perbatasan-perbatasan terjal sampai ke Ampalu yang berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota serta Pangkalan Sarai Lipek Kain yang langsung berbatasan dengan Provinsi Riau serta tim berkesempatan melewati Nagari Seribu Ngalau di Sisawah.
Sementara itu tidak kalah pentingnya Tim B YTPK yang dikomandoi Fachrur Rozi sampai ke Kecamatan Lubuak Tarok menjelang mengunjungi daerah-daerah terpencil sekitarnya untuk melakukan survey seperti di Aia Amo,Silukah,Taratak dan Silacan.
Tim yang berkesempatan berkujung budaya ke Rumah Gadang 13 Ruang Suku Dalimo yang terletak di Jalan Sungai Jodi Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjuang merupakan Rumah Adat Kelarasan Koto Piliang yang memiliki 13 ruang.
Dimana warga masyarakat sekitar menyebutnya dengan Rumah Adat Panjang dan tim berkesempatan menanyakan kepada warga sekitar tentang sejarah rumah adat tersebut. Maka diterangkanlah bahwa rumah ini dulunya terdiri dari 17 ruang.
“Kami mendapatkan sebuah eksperien yang luar biasa disini” Ungkap Gusti anggota tim yang kebetulan mengikutkan istrinya Maryam yang berasal dari Sunda.
Menjelang malam kedua tim berkumpul di Muaro Bodi dimana Tim A melewati Silokek hingga sampai ke Sujunjung dan Tim B melewati Jalan Lintas Sijunjung menuju ltitik kumpul di rumah seorang alumni IASMA 1 Bukittinggi Edi Ramora yang dikenal sebagai pelaku wisata Sijunjung.
Pembicaraan dan pemetaan wilayah Kurban sangat hangat oleh Yayasan Tim Peduli Kemanusiaan (YTPK) IASMA 1 Landbouw Bukittinggi setelah selesai survey. Termasuk diskusi tentang Geopark Silokek yang sempat dibanggakan oleh Kabupaten Sjunjung yang kini terlantar pasca bencana alam dimana IASMA 1 Bukittinggi pernah menjadi partisipan dan andil menyukseskan pencanangan Silokek sebagai Geopark Indonesia saat itu.
-UM
















