Ogan Ilir, Sumsel, CNN Indonesia.id — Malam yang seharusnya jadi waktu istirahat, justru berubah jadi perjuangan panjang bagi para sopir dump truck dan mobil diesel R4. Di SPBU 24.306.33 Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, antrean kendaraan mengular sejak Kamis malam (16/10/2025).
“Mobil kami rela antri dari jam 7 malam sampai 8 pagi demi isi Bio Solar di sini,” ujar JN, salah satu sopir yang kelelahan menunggu di bawah lampu temaram SPBU.
📍 Lokasi: Desa Pulau Semambu, Kec. Indralaya Utara, Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan
🕤 Waktu: 21.30 WIB, Kamis malam, 16 Oktober 2025
Menurut sejumlah sopir di lokasi, kelangkaan BBM jenis Bio Solar subsidi ini bukan kejadian baru. “Sudah hampir sebulan lebih begini. Kadang datang, tapi cepat habis. Akhir-akhir ini malah sering kosong total,” keluh seorang sopir lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat:
Apakah pasokan dari Pertamina memang berkurang, atau justru ada permainan oknum tertentu dalam distribusi BBM subsidi di lapangan?
Sebab, di saat masyarakat kecil berjuang mengantri semalaman, kabarnya beberapa kendaraan industri dan non-subsidi tetap bisa mendapatkan solar dengan mudah di SPBU lain.
“Kalau kosong terus begini, kami mau kerja pakai apa? Solar industri mana sanggup kami beli, harganya dua kali lipat. Kami cuma sopir kecil, bukan pengusaha,” tambah JN dengan nada kecewa.
Pihak Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel yang dikonfirmasi melalui pesan singkat menyampaikan bahwa suplai Bio Solar untuk wilayah Sumatera Selatan sejauh ini berjalan sesuai kuota. Pertamina juga menegaskan telah memantau pola distribusi BBM subsidi di SPBU-SPBU untuk memastikan tepat sasaran.
> “Kalau ada laporan kelangkaan di SPBU tertentu, kami akan lakukan pengecekan langsung. Masyarakat bisa melapor melalui Call Center 135 bila menemukan indikasi penyalahgunaan,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sumbagsel dalam keterangan singkatnya.
Namun, di lapangan, para sopir menilai jawaban itu belum menjawab akar masalah. Karena faktanya, solar subsidi tetap sering langka, dan mereka harus bermalam di SPBU hanya untuk mengisi tangki.
Rakyat kecil sudah terlalu sering menjadi korban dari sistem distribusi yang tidak beres. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum diminta turun langsung menelusuri dugaan permainan BBM subsidi di wilayah Ogan Ilir.
BBM subsidi harusnya untuk rakyat kecil, bukan untuk siapa yang punya kuasa atau koneksi.
Jangan biarkan jerih payah sopir dan pekerja lapangan dikorbankan demi permainan segelintir oknum.
MOH.SANGKUT
















