Padang, CNN Indonesia.id – Untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pendukung teman sebaya (Peer Supporter) dalam melakukan konseling kelompok terhadap pasien TBC, Tim TB CAPS gelar Refreshment Peer Training dan TB Talk pada tanggal 20-22 September 2024.
Program TB CAPS (Tuberculosis Control Assistance Program) adalah aktivitas riset intervensi yang berfokus pada pendampingan psikososial terhadap pasien TBC, untuk mengurangi stigma yang sering dihadapi oleh pasien TBC. Melalui pendampingan ini diharapkan pasien TBC mendapatkan dukungan psikososial dari teman sebaya di kelompoknya, sehingga memiliki kesehatan mental yang baik dan dapat menuntaskan pengobatannya sampai sembuh. Istimewanya, pendampingan ini dilakukan oleh Peer Supporter (teman sebaya) yang merupakan Penyintas TBC, didampingi oleh Dokter. Kegiatan ini telah berlangsung selama 4 bulan dan akan berlanjut sampai 6 bulan ke depan.
Kegiatan TB Talk dilaksanakan di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah, yang berjumlah sekitar 50 orang. Peserta terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
TB Talk ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak tentang stigma yang dialami oleh pasien dengan TBC, sekaligus memberikan bekal pengetahuan agar masyarakat dapat berkontribusi secara langsung dalam memutus rantai penyebaran penyakit ini di lingkungan mereka.
Dr. dr. Finny Fitry Yani, Sp.A(K) sebagai perwakilan Tim TB CAPS dari FK Unand menyampaikan bahwa TB CAPS ini merupakan kerjasama antara FKUI – FK Unand – LSTM (Liverpool School of Tropical Medicine) UK.
Ketua Tim dari FKUI, dr. Ahmad Fuady, MSc, PhD menyampaikan bahwa dari hasil penelitian terdahulu, presentase pasien TBC yang mengalami stigma cukup tinggi di Padang. Oleh karena itu, kota Padang terpilih menjadi salah satu daerah untuk dilakukan intervensi program TB CAPS.
Diharapkan ke depan, program ini dapat berlanjut sehingga pasien TBC dapat nyaman menyelesaikan pengobatan TBC nya sampai tuntas dan terbebas dari stigma.
TB Talk juga menghadirkan sesi edukasi dari pemegang program TB Puskesmas Lubuk Buaya, dan sesi sharing dari pasien dan keluarga pasien yang sedang menjalani pengobatan TBC. Hal ini menambah keyakinan bahwa dukungan keluarga dan dukungan teman sebaya sangat diperlukan.
TB Talk diakhiri dengan penyampaian informasi dan diskusi dengan Dr. dr. Finny Fitry Yani, SpA(K) dan dr. Dzaki tentang penyakit TBC, termasuk penularannya pada anak, serta pencegahannya
Semoga apa yang disampaikan narasumber bisa meningkatkan kepedulian kita dan menurunkan stigma tentang TBC, ujar dr Finny menutup pembicaraan.
(*)