Muba, CNN Indonesia.id – Pengurus Daerah Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia ( PD PRIMA DMI) menyatakan keprihatinan dan mengecam keras dugaan pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka putri di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Hal tersebut senada diucapkan oleh Ketua Umum PP PRIMA DMI, Munawar Khalil di Faktanesia.id. Beliau menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak individu, khususnya bagi umat Muslim.
Selanjutnya, dari keterangan informasi yang diterima, sebelum keberangkatan ke IKN, terdapat 18 anggota Paskibraka putri yang rutin mengenakan jilbab dalam aktivitas sehari-hari. Namun, saat bertugas di IKN, tidak ada satupun dari mereka yang terlihat mengenakan jilbab. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar dan kekhawatiran terkait adanya aturan tidak tertulis yang membatasi kebebasan berbusana sesuai keyakinan agama.
Ustadz Halendra,S.IP, yang merupakan ketua PD PRIMA-DMI Musi Banyuasin, menyoroti dan mempunyai pandangan berbeda terhadap berita yang beredar di media sosial, televisi maupun pelosok negeri Indonesia terhadap kasus diatas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Buya Hamka dan Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa batasan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, sehingga memakai jilbab hukumnya wajib. Mengambil pendapat ulama diatas, Ketua umum PD PRIMA – DMI Musi Banyuasin, Ustadz Halendra, S.IP, sangat menyayangkan kejadian 18 Paskibraka putri yang ikut bertugas di (IKN) tersebut. Mengapa mereka 18 putri tidak memakai Jilbab saat bertugas Paskibraka?.
Pada awalnya dalam keseharian mereka rutin memakai jilbab, namun saat bertugas di (IKN) sebagai Paskibraka tidak memakai jilbab. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan kontroversi. Sebenarnya ada apa semua ini?.
Tentu jika melihat tahun sebelumnya, kita melihat jika putri yang bertugas Paskibraka, pada saat 17 Agustus pasti memakai jilbab. Kecuali kita melihat yang bukan non muslim.
Pada akhirnya, semoga kejadian ini tidak menimbulkan gelombang protes dari masyarakat dari sabang sampai merauke. Terutama mereka yang beragama islam. Dan pemerintah dapat menjelaskan dengan informasi yang baik, mengapa 18 putri Paskibraka itu saat bertugas tidak memakai jilbab. Padahal mereka keseharian rutin memakai jilbab.
Penulis: Ustadz Halendra, S.IP
Alumni Ponpes Himmatul Aliyah, Depok, Jawa Barat.
Alumni Ilmu Hubungan internasional, Fakultas Fisip, Universitas Muhammadiyah Malang.
Ketua Umum PD PRIMA-DMI Musi Banyuasin ( 2023-2027 )